Cast :
- SHINee Taemin
- Shin Hyeon Joo
- Infinite Lee Sungjong
- Girls Day Yuura
~ Hyeonjoo POV ~
November, tidak ada yang istimewa di bulan ini hanya beberapa rangkaian perayaan karena ulang tahun kampusku bertepatan di akhir bulan ini. Acaranya standar, ada bazar, lomba memasak, dan pemilihan Raja dan Ratu Kampus. Yaah menurutku itu standar.
Bagiku, bulan November tahun ini adalah bulan yang sangat menyebalkan. Di bulan November ini seharusnya aku merayakan dua tahun hari jadiku dengan Sungjong-namjachinguku, tapi ternyata ia berselingkuh di belakangku. Yang tidak pernah kukira dia selingkuh dengan Yuura. Yeoja yang aku tau sudah berkali-kali sengaja mencari perhatian untuk mengejar Sungjong di depanku. Seharusnya aku lebih berhati-hati akan kedekatan Sungjong dengan beberapa anggota girl group itu.
Setelah bertengkar hebat dengan Sungjong di rumahku minggu lalu, akhirnya aku memutuskan hubunganku dengannya. Untung saja saat itu kedua orang tuaku dan kakakku sedang pergi, kalau tidak pasti Sungjong sudah habis oleh kakakku. Sejak saat itu aku membenci Sungjong dan tidak pernah mau berbicara lagi dengannya.
Terkadang aku teringat saat pertama kali aku bertemu dengan Sungjong. Kami bertemu saat ia masih menjadi trainee di Woollim Entertainment sementara aku adalah salah satu model dan back dancer disana. Awalnya kami dekat karena sering mengcover dance tarian para girl group bersama saat bersantai sampai akhirnya kami berpacaran. Kalian tau lie detector dan Teddy bear miliknya yang sering dibicarakan di funfact tentangnya? Itu adalah hadiah dariku. Ah, walaupun aku memutuskan untuk membencinya tetap saja aku tidak bisa melupakannya begitu saja.
Untung saja kegiatan baruku di kampus cukup membantuku untuk melupakan Sungjong. Kebetulan aku baru saja menjabat sebagai penyiar Koreanwave FM, radio kampus yang sudah on-air tidak hanya di seputar kampus saja tetapi juga di perfektur kami sejak tahun lalu. Waktu siaranku telah disesuaikan dengan pekerjaanku. Sibuk? Tentu saja, tapi tidak sesibuk teman-teman satu kampusku ini yang kebanyakan memang entertainer.
Mungkin sudah nasibku yang sial. Aku semakin sering bertemu dengan Yuura karena dia adalah salah satu staff radio kampus ini. Ditambah setiap kali dia datang, yeoja sialan itu malah asyik bermesraan dengan Sungjong di motornya yang diparkir tepat di depan kantor radio. Hhh membuat kekesalanku semakin bertambah saja. Sepertinya Yuura memang ingin mengomporiku. Seperti hari ini, entah untuk yang kesekian kalinya aku harus menyaksikan Yuura berdua dengan Sungjong. Perih sekali rasanya hatiku. Biasanya setelah ini aku akan mencari tempat yang tersembunyi dan membiarkan air mataku jatuh untuk beberapa menit. Tak tahan melihat keduanya, akupun memutuskan untuk segera masuk ke dalam ruangan siaran.
“Annyeong”, kataku. Dan, bencana yang lain ternyata sudah menungguku di sana.
“Ne?”, terdengar suara dingin seorang namja. Mataku melebar melihat sosok namja yang saat ini tengah duduk di atas kursiku.
Dia Lee Taemin. Ne! Lee Taemin!! Oh my God! Aku lupa kalau hari ini aku harus mewawancarai Taemin karena namja itu dan dua hyung SHINee’nya, Onew dan Key baru saja membuat buku. Namja itu cinta pertamaku dulu saat aku baru masuk SMP sampai dia menjadi sainganku, baik dalam hal pelajaran dan dance. Kami sering berada di lomba yang sama sejak saat itu, dan sialnya aku selalu kalah dengannya. Sebenarnya aku tidak terlalu mempermasalahkan hal itu, tapi tidak dengan Taemin, sepertinya dia tidak menyukai keadaan itu. Sejak saat itulah dia menjadi orang yang sangat menyebalkan untukku.
Kalian jangan menyalahkanku karena menganggapTaemin sangat menyebalkan, dia yang terlalu kekanak-kanakkan. Dia selalu memandang sinis penuh permusuhan, dan itu hanya ia lakukan padaku. Pada semua orang dia selalu bersikap seperti yang selama ini kalian tau, seorang yang agak pemalu, menyenangkan dan murah senyum…cih.
Haiish…namja ini benar-benar. Lihat saja, belum apa-apa Taemin sudah duduk di kursiku dengan pose ala tuan besar, dan dengan sengaja dia membuat berantakan beberapa file di mejaku.
“Umm.. mianhae, bisakah kau turunkan kakimu itu?”, aku benci harus berkata sopan. Akan tetapi seorang jurnalis harus berusaha menyenangkan narasumbernya. Dan aku benci harus menyenangkan si manusia bermuka dua mengerikan bernama Taemin itu.
“Huhh. Memangnya kenapa aku harus menurunkan kakiku? Kau yang meminta wawancara saja telat, tidak usah seenaknya mengaturku”, kata Taemin cuek.
Aku mengangkat kedua alisku.
“Tapi... kau ehmm, mianhae, kurang sopan dengan menaikkan kaki di kursi”, Aku masih berusaha berkata sesopan mungkin.
Kemudian dari pintu, Minri, sang kepala radio melangkah masuk.
“Eh, annyeong... kalian ada siaran bukan? Kenapa belum juga dimulai? Staff sudah siap loh”, kata Minri yang membuatku tersenyum kecut.
“Nee Minri-ah”, kataku. Minri segera duduk di kursinya.
Dengan malas dan terpaksa aku mewawancarai Taemin dengan penuh kekesalan karena namja itu malah sengaja menyorongkan kakinya ke hadapanku. Untunglah, aku sudah terlatih mengolah suaraku sehingga aku yakin, para pendengar setia Koreanwave FM tidak akan mendengar kekesalan dalam nada suaraku.
.......................................................................................................................................
~ Taemin POV ~
Mataku lurus memandangi TV sementara tanganku terus memencet tombol remote memindah channel asal, seperti yang sering dilakukan Onew hyung. Pikiranku kalut, beberapa hari ini aku merasakan apa sesuatu yang tidak beres dengan diriku. Saat aku bercerita pada Minho hyung dia bilang mungkin aku sedang ‘jatuh cinta’. Aku memang terus saja memikirkan yeoja itu, bahkan dulu aku pernah memperhatikannya diam-diam karena kagum, tapi aku benar-benar sebal dengannya. Sejak di SMP prestasiku memang selalu berada di atasnya, tapi guru-guru dan teman-teman selalu lebih memujinya. Aku akui dia memang lebih pandai bergaul daripada aku, dia lebih banyak mempunyai teman, dan dia lebih aktif dalam kegiatan sekolah. Yang membuatku mulai tidak menyukainya adalah saat semua teman dan guruku membandingkanku dengannya. Sejak saat itu aku selalu bersikap sinis dan menyebalkan padanya. Aku tau aku sangat kekanak-kanakkan, tapi entahlah, aku sebal padanya.
“Taemin-ah, letakkan sepatumu di rak! Mengapa kau biarkan saja berserakan di depan pintu masuk, he?”, suara Key hyung berhasil memaksaku beranjak malas dari sofá dan menurutinya.
“Kau kenapa sih? Beberapa hari ini tingkahmu aneh, sedang ada masalah di kampus?”, tanya Key hyung setelahnya.
“Ani, aku hanya sedang galau”, (cieeiilaaah galau, kya orang Indonesia aja galau) jawabku berjalan ke kamar melewati Key hyung dan kembali melamun.
Kalian tau, aku mengikuti audisi SMtown juga karena tidak mau kalah dengan yeoja itu. Saat aku tahu kalau dia ingin mengikuti audisi menjadi back dancer, aku pun berpikir untuk melakukan hal sama karena aku tau dia berpotensi dan pasti berhasil. Ambisiku pun cukup tinggi, kalau dia bisa aku juga pasti bisa dan pasti bisa lebih baik darinya. Itulah mengapa saat ini aku berdiri sebagai SHINee Taemin. Walaupun begitu aku tetap sebal dengannya yang masih selalu dikelilingi banyak teman, tidak sepertiku. Sialnya tahun lalu aku malah mendapati diriku berada dalam satu kampus dengannya, bertemu lagi dengan yeoja bernama Shin Hyeon Joo itu.
Dua minggu lalu radio kampus memintaku untuk menjadi bintang tamu dalam salah satu on air-nya, dan mereka bilang yang nanti menjadi penyiarnya adalah yeoja menyebalkan itu. Masuk ke ruang siarannya saja aku sudah malas, ditambah lagi dia telat datang saat itu. Karena iseng, kuacak-acak saja beberapa file yang ada di mejanya. Tidak lama kemudian dia masuk, tampak terkejut melihatku dan ‘sedikit’ perubahan di mejanya. Kupikir dia akan berteriak setelah itu, tapi ternyata dia mendekat perlahan ke arahku dan menegurku dengan sopan. Dari pancaran matanya saat itu terlihat sekali ia kesal dan menahan diri, cih membuatku geli. Namun, entah mengapa dia selalu terlihat lucu dengan raut wajah kesalnya.
---------------------------------------------
Setelah saat itu aku merasa otakku sudah tidak waras karena aku jadi ingin tau tentangnya dan apa yang selama ini terjadi dengannya. Akupun kemudian mengetahui masalahnya dengan Sungjong dan Yuura baru-baru ini, aku juga mengetahui kalau dia sering bersembunyi untuk menangis setelah melihat Sungjong dan Yuura bermesraan di depannya.
Hyeonjoo yang aku tau adalah wanita yang ceria, banyak tersenyum, ekspresif dan spontan makanya dia mudah mendapat banyak teman. Dia juga sangat terang-terangan, seperti sikapnya setiap bertemu denganku. Kuperhatikan dia lebih sering terlihat muram dan menyendiri walaupun terus menyibukkan dirinya dengan berbagai kegiatan. Aku… oh sepertinya aku benar-benar sudah gila karena aku ingin bilang kalau aku merindukan senyumnya. Ya, aku rindu senyum manisnya, tawanya yang lebar dan aku ingin mengembalikan itu semua, yang selalu bisa membuatku iri padanya. Tapi…bagaimana? Hubungan kami bahkan sangat buruk sebelumnya.
“Yaa!! Berikan remotenya, aku mau nonton TV”, Jjong hyung merebut remote dari tanganku. “Makin kuperhatikan tingkahmu semakin mirip Onew hyung, melamuuuuun terus. Siapa sih yeoja yang membuatmu seperti ini?”.
“Apa sih, aku tidak mengerti kau bicara apa hyung”, timpalku sambil mendengus kesal melirik ke arah Minho hyung. Minho hyung yang sedang berdiri di dekat sofa sambil mengocok cairan pengkilap dashboard hanya menggeleng menandakan bahwa dia tidak mengatakan apapun pada Jonghyun hyung.
“Pabo, hanya melihat tingkahmu saja sudah terlihat penyebabnya pasti yeoja”, aku melirik tajam Jonghyun hyung. “Hahaha, wajah bocahmu itu menggelikan…baiklah kuberi tau cara agar kau bisa menaklukkan yeoja itu”.
-------------------------------------------
PEMILIHAN RAJA DAN RATU GYUJANGGAK UNIVERSITY TAHUN 2012/2013. AJANG PEMILIHAN MAHASISWA DAN MAHASISWI BERBAKAT ISTIMEWA.
~ Hyeonjoo POV ~
Aku menyesali diriku yang kini terdampar di barisan panjang kursi peserta. Aku adalah salah satu yang dicalonkan sebagai Ratu kampus. Sebenarnya, bukan hal ini yang membuatku risau. Bukan pula karena Yuura dan Sungjong yang terus bermesraan duduk di depanku sebagai salah satu pasangan finalis yang dicalonkan sebagai Raja dan Ratu. Tapi, seorang namja yang santai bukan main duduk di sampingku, sebagai pasanganku.
Ini semua karena Sunyeong, ketua senat kami yang seenaknya memilih calon pasangan. Bayangkan saja, masak aku yang jelas-jelas perang dingin dengan namja bermuka dua itu dipasangkan sebagai pasangan! Dan Sunyeong menjelaskannya dengan alasan yang jelas tidak masuk akal.
“Kau kan terkenal, setara dengan mereka yang berprofesi sebagai boy & girl group, ditambah kau adalah penyiar radio kampus yang handal, lalu kau juga manis. Jadi, nikmati saja peranmu kali ini, ne”, kata Sunyeong santai.
Dan pasanganku adalah Taemin. Namja bermuka dua paling mengerikan dan orang paling menyebalkan yang pernah kutemui selain Yuura.
“Mwo! Mianhae, aku tidak mau kalau pasanganku Lee Taemin!”, protesku sementara Sunyeong hanya menggelengkan kepala.
“Tidak bisa. Kalian sudah kudaftarkan. Lagipula kalian cocok kok”, kata Sunyeong sambil menunjukkan bukti pendaftaran.
“Mwoyaa!!! Sunyeong-ah, kau gila!”, aku melemparinya dengan sebuah modul yang cukup tebal.
Omo…yang paling sial adalah sekarang aku harus memasang wajah semanis mungkin agar tidak mengecewakan teman-temanku. Sampai pemenang Raja dan Ratu akhirnya diumumkan.
“Runner up Raja dan Ratu Gyujanggak University, jatuh pada Yuura dan Sungjong!”, MC membacakan pengumuman itu dan aku bahkan tidak terkejut. Nee, sepertinya mereka memang pasangan yang cocok. Yahh.. tak apalah kalau begitu. Tapi, kurasa kesialan tetap saja menghampiriku, dan sekarang aku percaya kalau bencana itu benar-benar ada.
“Pemenang Raja dan Ratu tahun ini, adalah Shin Hyeonjoo dan Lee Taemin...Yeiyyy!!”, MC bertepuk tangan diiringi yang lain.
Aku merasa beberapa ulat menggeliat dalam perutku. Hoeekk!! Aku mual, ingin muntah!! Ditambah Taemin yang duduk di sebelahku hanya senyum-senyum seperti biasa. Argghh!!!
............................................................................
Saat ini aku sedang duduk berdua dengan Taemin di gazebo yang terletak di samping kantor radio. Nee... mereka memang aku dan Taemin. Kenapa aku bisa berada bersamanya??
~ Flashback ~
Seusai penobatan acara Raja dan Ratu Gyujanggak University…
“Apa sih, ini tidak mungkin!”, Aku merengut kesal sementara Taemin hanya senyum-senyum sendiri.
“Johahae. Aku mau kau jadi yeojachinguku”, kata Taemin tegas tanpa basa-basi. Bagiku itu seperti suara petir yang menyambarku di tengah malam.
“Hah!!! Neo yeojachingu?”, Aku gugup, sedikit salah tingkah.
“Yaa…Kau mau tidak?”, tanya Taemin setengah memaksa. Aku mengepalkan tanganku.
“Shirooo!!!!”, kemudian langsung meninggalkan Taemin.
Esoknya saat aku akan siaran…
“Errgghh, jeongmal!”, aku hampir pingsan karena bangku dan meja tempatku akan siaran dipenuhi berbagai macam hadiah. Mulai cokelat kesukaanku, boneka Teddy bear yang sangat lucu, dan permen loli yang menggiurkan.
“Yaa!!! Milik siapa ini?? Kenapa ditaruh di sini??”, Tanyaku pada seluruh staff radio. Semua diam, bahkan Minri juga diam.
“Yaa!! Kenapa tidak ada yang menjawabku?”.
“Aku yang meletakkan semua itu di situ,” kata Taemin yang tiba-tiba muncul. Aku terbelalak.
“Mwo, dengar! Kamu tidak usah menyogokku, aku tidak menyukaimu Lee Taemin!” teriakku sambil melemparkan salah satu boneka ke wajah Taemin. Aku pun segera menyingkirkan semua hadiah itu.
Hari berikutnya...
‘Aku hanya ingin meminta maaf atas kejadian kemarin. Jeongmal mianhaeyo.. Aku tidak akan menyogokmu lagi, tapi aku tetap ingin kau jadi yeojachinguku.’
J Taemin
Aku segera merobek memo yang terselip di bukuku itu, lalu sambil membuangnya keluar jendela ruang kuliahku, aku menatap Taemin di lapangan basket dengan tatapan siap menerkam.
Dan hari berikutnya....
Aku datang ke kantor radio lebih awal, sementara siaran baru akan dimulai satu jam lagi. Aku tidak ingin Taemin menaruh sesuatu di bangkuku, yang pasti akan mengaduk-aduk perasaanku. Biar bagaimanapun tetap saja aku masih memiliki rasa suka ‘sedikit’ padanya karena dia cinta pertamaku. Apa namja itu tidak tahu kalau aku baru saja putus, dan dia malah seenaknya memintaku jadi yeojachingunya. Huh! Harus kuakui dia memang semakin tampan (yaiyalaah..dulu kan Taemin cupu banget :p), seandainya saja dulu aku sempat mengutarakan perasaanku sebelum dia berubah menjadi namja menyebalkan…omo. Aku mulai berkhayal yang aneh-aneh.
Juliette kono koigokoro o
Juliette kimi ni sasageyou
Juliette amaku kaoru koe de
Sasayaite serenade
Aku terbelalak. Taemin tiba-tiba muncul di depanku dan menyanyikannya sambil memainkan gitar dan duduk di bangkuku. Aku tidak pernah menyangka namja bermuka dua kepala batu seperti Taemin akan bersikap semanis ini padaku.
“Apa ini belum cukup?”, tanya Taemin sambil menatapku dengan tajam.
Aku menundukan kepalaku, menghindari tatapan Taemin.
“Kau cuma bisa merayu!”, kataku tegas, tapi aku tetap belum berani mengangkat kepalaku.
“Aku tidak pernah merayumu! Kalaupun ya, kau satu-satunya yeoja di dunia ini yang kurayu!”, tegas Taemin. Kakiku tiba-tiba lemas hingga hampir saja terjatuh kalau saja aku tidak segera berpegangan pada meja di sebelahku. Taemin sudah gila, ini benar-benar keajaiban karena namja bermuka dua ini saat ini sedang bersikap romantis di depanku.
“Aku hanya butuh jawaban jujurmu”, kata Taemin tajam. Aku merasa tubuhku bergetar. Mukaku memanas. Apa aku memang masih menyukainya?
“Nae.. ah, kenapa sih kau tidak juga mau mengerti keadaanku!”, teriakku sementara Taemin tertegun mendengar jawabanku.
“Aku baru saja memutuskan hubunganku dengan Sungjong. Dan kau datang tiba-tiba, menghancurkan kedamaian yang ku bangun untuk melupakan Sungjong!” teriakku yang hampir menangis. Taemin menghampiriku, lalu mengangkat daguku.
“Kau tidak pernah tau kan, dulu aku pernah menyukaimu tapi…”, aku mulai menangis. “…tiba-tiba kau memusuhiku. Aku…iks”.
“Kalau begitu. Jawab aku jujur. Apa saat ini perasaanmu dulu padaku masih tersisa? Apa kau tidak mau memberikan kesempatan padaku? Sedikit saja ruang untukku di sini?”, tanya Taemin dingin sambil menunjuk tegas dadaku.
Aku tidak sanggup menatap Taemin yang semakin mendekatkan wajahnya padaku sampai bibir indahnya menyentuh bibirku lembut. Seketika kepalaku pusing, mataku berkunang-kunang.
“Aku..”, klluuung… Aku terjatuh dalam pelukan Taemin.
“Hyeonjoo? Hyeonjoo-ah?”, panggil Taemin khawatir.
“Hyeonjoo-ah?”, Taemin memapahku dan mendudukannya di kursi.
Lima belas menit kemudian...
“Kau pingsan”, kata Taemin begitu aku membuka mataku. Aku terkesiap. Wajah Taemin begitu dekat. Kurasa Taemin merasakan ketidaknyamananku dengan keadaan ini sehingga dengan segera dia beringsut menjauh.
“P..pingsan?”, tanyaku. Oh ya, tadi tiba-tida kepalaku pusing saat Taemin...
“Ah mianhae. Kau pingsan karena aku”, kata Taemin sambil beranjak. Aku merasa lega dia menjauh. Tapi kemudian Taemin berbalik memandangku.
“Oh, ya.. Kau sudah menjadi yeojachingukuku sekarang”, kata Taemin.DUAARRR!!!
Aku merasa kepalaku mau meledak.
“Mwoyaa? Neo michyeonabwa. Aku kan tidak bilang mau menjadi yeojachingumu!”, bantahku sementara Taemin hanya tersenyum.
“Igo, dengarkan saja sendiri!”, kata Taemin sambil menyerahkan Samsung Galaxy S II-nya.
“Taemin-ah, aku masih menyukaimu. Wae, kenapa kau malah datang lagi saat aku masih terluka?”.
GLEK. Mwoyaa!! Aku menelan ludah. Ini... suaraku? Jangan-jangan..
“Waktu pingsan, kau mengigau. Yaa.. kurekam saja. Sebagai bukti hehe”, kata Taemin enteng. Aku merasakan tubuhku melorot dari kursi. Taemin tersenyum penuh arti
Begitulah, makanya saat ini kami berdua berada di gazebo. Sampai kemudian datang seseorang yang tidak kuduga sebelumnya. Sosok Sungjong muncul tiba-tiba dan mengajakku bicara. Aku menatap Taemin sesaat seperti meminta persetujuan darinya dan Taemin hanya mengangguk dan tersenyum lembut. Akupun mengikuti Sungjong menjauh dari Taemin sebentar untuk berbicara dengannya.
“Ada apa? Apa yang ingin kau bicarakan?”, tanyaku malas.
Sungjong memandangku lekat-lekat.
“Mianhae, aku menyesal pernah meninggalkanmu. Ternyata Yuura adalah yeoja brengsek. Aku melihatnya berjalan sambil bergandengan mesra dengan namja lain”, kata Sungjong penuh sesal. ‘Cih..memangnya kau tidak? Kau sama saja dengan yeoja brengsekmu itu’. Aku membatin dalam hati.
“Lalu, mengapa kau datang padaku?”, tanyaku masih dengan sorot wajah malas.
“Jebal, bisakah kita kembali berpacaran, beri aku kesempatan. Aku janji tidak akan mengulangi kesalahanku…”, pinta Sungjong hampir setengah berlutut.
Aku tersenyum padanya, sebisa mungkin memberikan senyuman terbaikku padanya dan memantapkan hatiku.
“Mianhae Sungjong-ah…aku tidak bisa, aku sudah menyukai namja lain dan namja itu sedang menungguku”, aku meninggalkan Sungjong yang terpaku kemudian berlari ke arah Taemin yang menantiku dengan senyum lembutnya.
**** FIN ****
yaaa ampuuunnn..
ReplyDeleteini fanfict?? hhihihi
iya nenek..kamu baca?
ReplyDeleteyaampuuu jadi mayuuuu akuu hehehe